Jumat, 30 November 2012
Pemberian Oksigen dengan Berbagai Cara
Pengertian
Pemberian
oksigen ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan dengan menggunakan alat
bantu dan oksigen. Pemberian oksigen pada klien dapat melalui kanula nasal dan
masker oksigen. (Suparmi, 2008:66)
Tujuan
Umum
- Meningkatkan
ekspansi dada
- Memperbaiki
status oksigenasi klien dan memenuhi kekurangan oksigen
- Membantu
kelancaran metabolisme
- Mencegah
hipoksia
- Menurunkan
kerja jantung
- Menurunkan
kerja paru –paru pada klien dengan dyspnea
- Meningkatkan
rasa nyaman dan efisiensi frekuensi napas pada penyakit paru (Aryani,
2009:53)
Indikasi
Efektif
diberikan pada klien yang mengalami :
1. Gagal nafas Ketidakmampuan
tubuh dalam mempertahankan tekanan parsial normal O2 dan CO2 di dalam darah,
disebabkan oleh gangguan pertukaran O2 dan CO2
sehingga sistem pernapasan tidak mampu memenuhi metabolisme tubuh.
2.
Gangguan
jantung (gagal jantung) Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap nutrien dan oksigen.
3.
Kelumpuhan alat
pernafasan Suatu keadaan dimana terjadi kelumpuhan pada alat pernapasan untuk
memenuhi kebutuhan oksigen karena kehilangan kemampuan ventilasi secara adekuat
sehingga terjadi kegagalan pertukaran gas O2 dan CO2.
4.
Perubahan pola
napas.Hipoksia (kekurangan oksigen dalam jaringan), dyspnea (kesulitan
bernapas, misal pada pasien asma),sianosis (perubahan warna menjadi
kebiru-biruan pada permukaan kulit karena kekurangan oksigen), apnea (tidak
bernapas/ berhenti bernapas), bradipnea (pernapasan lebih lambat dari normal
dengan frekuensi kurang dari 16x/menit), takipnea (pernapasan lebih cepat dari
normal dengan frekuensi lebih dari 24x/menit (Tarwoto&Wartonah, 2010:35)
5.
Keadaan gawat
(misalnya : koma) Pada keadaan gawat, misal pada pasien koma tidak dapat
mempertahankan sendiri jalan napas yang adekuat sehingga mengalami penurunan
oksigenasi.
6.
Trauma paru,Paru-paru sebagai alat penapasan, jika terjadi benturan atau
cedera akan mengalami gangguan untuk melakukan inspirasi dan ekspirasi.
7.
Metabolisme
yang meningkat : luka bakar.Pada luka bakar, konsumsi oksigen oleh jaringan
akan meningkat dua kali lipat sebagai akibat dari keadaan hipermetabolisme.
8.
Post operasi,Setelah operasi, tubuh
akan kehilangan banyak darah dan pengaruh dari obat bius akan mempengaruhi
aliran darah ke seluruh tubuh, sehingga sel tidak mendapat asupan oksigen yang
cukup.
9.
Keracunan karbon monoksida,Keberadaan
CO di dalam tubuh akan sangat berbahaya jika dihirup karena akan menggantikan
posisi O2 yang berikatan dengan hemoglobin dalam darah.(Aryani,
2009:53)
Kontraindikasi
Tidak
ada konsentrasi pada pemberian terapi oksigen dengan syarat pemberian jenis dan
jumlah aliran yang tepat. Namun demikan, perhatikan pada khusus berikut
ini
- Pada
klien dengan PPOM (Penyakit Paru Obstruktif Menahun) yang mulai bernafas
spontan maka pemasangan masker partial rebreathing dan non rebreathing
dapat menimbulkan tanda dan gejala keracunan oksigen. Hal ini dikarenakan
jenis masker rebreathing dan non-rebreathing dapat mengalirkan oksigen
dengan konsentrasi yang tinggi yaitu sekitar 90-95%
- Face
mask tidak dianjurkan pada klien yang mengalami muntah-muntah
- Jika
klien terdapat obstruksi nasal maka hindari pemakaian nasal kanul. (Aryani, 2009:53)
Hal - hal yang perlu diperhatikan
- Perhatikan jumlah air steril
dalam humidifier, jangan berlebih atau kurang dari batas. Hal ini penting
untuk mencegah kekeringan membran mukosa dan membantu untuk mengencerkan
sekret di saluran pernafasan klien
- Pada beberapa kasus
seperti bayi premature, klien dengan penyakit akut, klien dengan keadaan
yang tidak stabil atau klien post operasi, perawat harus mengobservasi
lebih sering terhadap respon klien selama pemberian terapi oksigen
- Pada beberapa klien, pemasangan
masker akan memberikan tidak nyaman karena merasa “terperangkat”.
Rasa tersebut dapat di minimalisir jika perawat dapat meyakinkan klien
akan pentingnya pemakaian masker tersebut.
- Pada klien dengan masalah
febris dan diaforesis, maka perawat perlu melakukan perawatan kulit dan
mulut secara extra karena pemasangan masker tersebut dapat menyebabkan
efek kekeringan di sekitar area tersebut.
- Jika terdapat luka lecet pada
bagian telinga klien karena pemasangan ikatan tali nasal kanul dan masker.
Maka perawat dapat memakaikan kassa berukuran 4x4cm di area tempat
penekanan tersebut.
- Akan lebih baik jika perawat
menyediakan alat suction di samping klien dengan terapi oksigen
- Pada klien dengan usia
anak-anak, biarkan anak bermain-main terlebih dahulu dengan contoh masker.
- Jika terapi oksigen tidak
dipakai lagi, posisikan flow meter dalam posisi OFF
- Pasanglah tanda : “dilarang
merokok : ada pemakaian oksigen” di pintu kamar klien, di bagian kaki atau
kepala tempat tidur, dan di dekat tabung oksigen. Instrusikan kepada klien
dan pengunjung akan bahaya merokok di area pemasangan oksigen yang dapat
menyebabkan kebakaran. (Aryani,
2009:53)
PEMBERIAN OKSIGEN MELALUI NASAL KANULA
Pengertian
Pemberian oksigen pada klien yang
memerlukan oksigen secara kontinyu dengan kecepatan aliran 1-6 liter/menit
serta konsentrasi 20-40%, dengan cara memasukan selang yang terbuat dari
plastik ke dalam hidung dan mengaitkannya di belakang telinga. Panjang selang
yang dimasukan ke dalam lubang dihidung hanya berkisar 0,6 – 1,3 cm. Pemasangan
nasal kanula merupakan cara yang paling mudah, sederhana, murah, relatif
nyaman, mudah digunakan cocok untuk segala umur, cocok untuk pemasangan jangka
pendek dan jangka panjang, dan efektif dalam mengirimkan oksigen.
Pemakaian nasal kanul juga tidak mengganggu klien untuk melakukan aktivitas,
seperti berbicara atau makan. (Aryani, 2009:54)
Tujuan
a.
Memberikan
oksigen dengan konsentrasi relatif rendah saat kebutuhan oksigen minimal.
b.
Memberikan
oksigen yang tidak terputus saat klien makan atau minum.
(Aryani, 2009:54)
Indikasi
Klien yang
bernapas spontan tetapi membutuhkan alat bantu nasal kanula untuk memenuhi
kebutuhan oksigen (keadaan sesak atau tidak sesak). (Suparmi, 2008:67)
Prinsip
a.
Nasal kanula untuk mengalirkan
oksigen dengan aliran ringan atau rendah, biasanya hanya 2-3 L/menit.
b.
Membutuhkan pernapasan hidung
c.
Tidak dapat mengalirkan oksigen
dengan konsentrasi >40 %.
(Suparmi,
2008:67)
PEMBERIAN OKSIGEN MELALUI MASKER OKSIGEN
Pengertian
Pemberian oksigen kepada klien
dengan menggunakan masker yang dialiri oksigen dengan posisi menutupi hidung
dan mulut klien. Masker oksigen umumnya berwarna bening dan mempunyai tali
sehingga dapat mengikat kuat mengelilingi wajah klien. Bentuk dari face mask
bermacam-macam. Perbedaan antara rebreathing dan non-rebreathing mask terletak
pada adanya vulve yang mencegah udara ekspirasi terinhalasi kembali. (Aryani, 2009:54)
Macam Bentuk
Masker
a. Simple face mask mengalirkan oksigen
konsentrasi oksigen 40-60% dengan kecepatan aliran 5-8 liter/menit.
b. Rebreathing mask mengalirkan oksigen
konsentrasi oksigen 60-80% dengan kecepatan aliran 8-12 liter/menit. Memiliki
kantong yang terus mengembang baik, saat inspirasi maupun ekspirasi. Pada saat
inspirasi, oksigen masuk dari sungkup melalui lubang antara sungkup dan kantung
reservoir, ditambah oksigen dari kamar yang masuk dalam lubang ekspirasi pada
kantong. Udara inspirasi sebagian tercampur dengan udara ekspirasi sehingga
konsentrasi CO2 lebih tinggi daripada simple face mask.
(Tarwoto&Wartonah, 2010:37)
Indikasi :
klien dengan kadar tekanan CO2 yang rendah. (Asmadi, 2009:33)
c. Non
rebreathing mask mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen sampai 80-100% dengan
kecepatan aliran 10-12 liter/menit. Pada prinsipnya, udara inspirasi tidak
bercampur dengan udara ekspirasi karena mempunyai 2 katup, 1 katup terbuka pada
saat inspirasi dan tertutup saat pada saat ekspirasi, dan 1 katup yang
fungsinya mencegah udara kamar masuk pada saat inspirasi dan akan membuka pada
saat ekspirasi. (Tarwoto&Wartonah, 2010:37)
Indikasi :
klien dengan kadar tekanan CO2 yang tinggi. (Asmadi, 2009:34)
Tujuan
Memberikan tambahan oksigen dengan kadar sedang dengan konsentrasi dan kelembaban yang lebih tinggi dibandingkan dengan kanul. (Suparmi, 2008:68)
Memberikan tambahan oksigen dengan kadar sedang dengan konsentrasi dan kelembaban yang lebih tinggi dibandingkan dengan kanul. (Suparmi, 2008:68)
Prinsip
Mengalirkan oksigen tingkat sedang dari hidung ke mulut, dengan aliran 5-6 liter/menit dengan konsentrasi 40 - 60%. (Suparmi, 2008:68)
Mengalirkan oksigen tingkat sedang dari hidung ke mulut, dengan aliran 5-6 liter/menit dengan konsentrasi 40 - 60%. (Suparmi, 2008:68)
PROSEDUR TEKNIK RELAKSASI
Relaksasi progresif yaitu teknik merelaksasikan otot dalam pada bagian tubuh tertentu atau seluruhnya melalui teknik program terapi ketegangan otot. Teknik relaksasi otot dalam merupakan teknik relaksasi yang tidak membutuhkan imajinasi atau sugesti
Kamis, 29 November 2012
ASKEP PNEUMONIA
PENGKAJIAN KESEHATAN ANAK
IDENTITAS KLIEN
No
Rekam Medis : 01072755
Nama
Klien : An.M
Nama
panggilan : An.M
Tempat/tgl
lahir : Surakarta/13 maret 2010
Umur : 15 bulan 10 hari
Jenis
Kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Nama
ayah/ibu/wali : Ny.I/Tn.H
Pekerjaan
ayah/ibu/wali : Swasta
Pendidikan : SMA
Alamat
ayah/ibu/wali : Cangkan
RT2/10 Banjarsari,Surakarta
Tanggal masuk
RS : 22 juni 2011
Tanggal
Pengkajian :
23 juni 2011
Diagnosa : Pneunomonia
KELUHAN UTAMA
Batuk , sesak, nafas terengah-engah
RIWAYAT KELUHAN
SAAT INI
1.
Onset Terjadinya
Pasien
datang diantar oleh orang tuanya ke IGD RSUD Dr.Moewardi Surakarta pada tanggal
22 juni 2010 jam 19.00 WIB, dengan keluhan batuk pilek, sesak nafas, akral
teraba hangat dengan suhu 38,6 0C, badan lemas, mata tampak berair, muntah
(-), dan wajah terlihat kemerahan.
2.
Karakteristik
Batuk
pilek, sesak nafas disertai adanya sekret
3.
Pengkajian Penyakit saat ini
An.M
mengalami batuk pilek selama 2 hari , demam dengan suhu 38,6 0C,
sesak, nafas terengah-engah sehingga oleh keluarganya dibawa ke puskesmas.
Karena dirasa tidak ada perkembangan keadaan anaknya, keluarga membawa An.M ke
RSUD DR.Moewardi Surakarta.
RIWAYAT
KESEHATAN MASA LALU
1.
Prenatal
Selama hamil ibu pasien tidak pernah mengalami gangguan kehamilan , ibu
selalu rutin memeriksakan kehamilanya ke bidan pada trimester 1 : 2x, trimester
2 : 2x dan trimester 3 : 3x sampai usia kehamilan 8 bvccvulan ( 32 minggu), ibu
tidak mengalami keluhan selama hamil. Riwayat G1P1A0, usia gestasi 38 minggu.
Penyakit selama kehamilan tidak ada. Ibu pasien melahirkan di bidan.
2.
Kelahiran
Ibu
mengatakan persalinan An.M secara section cessaria di RS yang dibantu oleh
dokter. An.M lahir dengan BB : 3500gr,PB : 50gr
3.
Post natal
Tidak
ada masalah setelah melahirkan, tidak ada komplikasi persalinan. Ibu mengatakan
setelah kelahiran rutin memeriksakan anaknya ke puskesmas terdekat dan
mendapatkan imunisasi lengkap.
4.
Penyakit yang pernah diderita
Anak
sebelumnya pernah sakit batuk saat usia 8 bulan dan diperisakan k klinik
terdekat.
Hospitalisasi/tindakan operasi : Klien sebelumnya tidak pernah mondok di
rumah sakit moewardi
Injuri/kecelakaan :
Keluarga mengatakan selama ini anak tidak pernah mengalami trauma
a.
Alergi :
Selama ini An M
tidak mempunyai riwayat alergi terhadap obat maupun makanan.
b.
Imunisasi dan tes laboratorium :
An. M mendapat
imunusasi Hepatitis B ,BCG, DPT 1, Polio
c.
Pengobatan :
Saat
pengkajian klien sudah terpasang infuse D5-1/4 NS 20 tpm,terapi oksigen 2lpm,
cefotaxime 250 mg/8 jam, chloram 200mg/6 jam, paracetamol 3x100mg k/p
d.
Pertumbuhan dan Perkembangan
Lahir dengan
Usia Kehamilan 38 minggu
BB saat lahir
3500 gram,PB saat lahir 50 cm
BB saat ini 8100
gram , PB saat ini 68 cm
An. M
tengkurap umur 6 bulan dan duduk umur 7 bulan
e.
Kebiasaan : menggigit jari
Pola Tingkah
Laku: rewel saat haus dan lapar, menggigit jari
Aktivitas
hidup sehari hari: untuk kebutuhan aktifitas sehari-hari pasien dibantu oleh
keluarganya baik makan, minum dan toileting
REVIEW SISTEM
No
|
Sistem
|
Hasil
|
1
|
Umum
|
Keadaan umum:
pucat, lemas, 38,60C (naik turun dalam satu hari). Tidak ada
keringat dingin, mengalami penurunan nafsu makan
|
2
|
Kulit
|
Tidak ada pruritus
, pigmen kulit merata,warna kulit sawo matang, turgor kulit elastic,tekstur
halus
|
3
|
Kepala
|
Tidak terdapat
lesi, pertumbuhan rambut merata
|
4
|
Mata
|
Klien kadang
menggosok matanya karena gatal, gerakan mata dapat membuka dan menutup secara
normal
|
5
|
Hidung
|
Tidak terjadi
epistaksis, terpasang kanul nasal 2 lpm
|
6
|
Telinga
|
kemampuan mendengar
baik
|
7
|
Mulut
|
ada pernafasan
mulut, tidak terjadi perdarahan gusi
|
8
|
Tenggorokan
|
Tidak ada peradangan &pembengkakan tidak terdapat
pembesaran tonsil
|
9
|
Leher
|
Tidak terjadi
pembesaran kelenjar tiroid, tidak terjadi peningkatan vena jugularis
|
10
|
Dada
|
Bentuk simetris
antara kanan&kiri, terdapat retraksi dada atau tarikan dinding dada saat bernafas
|
11
|
Pernafasan
|
Suara nafas rokhi,
nafas cepat, bernafas dengan bantuan O2 2 lpm
|
12
|
Kardiovaskuler
|
Tidak ada murmur
jantung,
|
13
|
Gastrointestinal
|
Tidak muntah, tidak
ada distensi abdomen, bentuk datar
|
14
|
Genitourinary
|
Pasien BAK tanpa alat bantu, tidak ada gangguan
|
15
|
Ginekologi
|
Vagina bersih,
tidak ada tanda kemerahan pada daerah vagina
|
16
|
Muskuloskeletas
|
Tidak ada
deformitas tulang, tidak ada fraktur, tingkat aktifitas terbatas
|
17
|
Neurologi
|
|
18
|
Endokrin
|
Pasien tidak punya
riwayat DM
|
RIWAYAT
NUTRISI
1.
Pemberian ASI=ya, lama pemberian : sejak
lahir sampai sekarang + 3 bulan
2.
Pemberian susu Formula : Ya
Mulai Pemberian : umur
3 bulan
Jumlah
Pemberian : 20-30 cc
Pemberian
cairan per hari : 750 cc
Pemberian
cairan ekstra : Teh, jus ( Tidak)
Penggunaan
botol : ya
3.
Pemberian Makanan Sereal : ya, bubur tim
Kapan diberikan : sejak umur 5bulan
Jenis :
buatan sendiri
Pemberian vitamin : tidak
Dosis : -
Nafsu
makan : baik
4.
Kebiasaan sarapan : ya Makan siang : ya
Makanan
favorit : biskuit jumlah makanan perhari : -
Kebiasaan
makan manis/snak : biscuit,roti gosok gigi : -
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
- Pohon keluarga
Keterangan :
:
laki-laki
: perempuan
: meninggal
: pasien
- Penyakit keturunan dan kelainan congenital
Ibu klien
mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit keturunan
seperti DM , hipertensi dan asma
- Kebiasaan keluarga meliputi merokok atau penggunaan zat kimia
Ayah klien
mempunyai kebiasaan merokok
- Letak geografis perjalanan jauh yang baru dilakukan atau kontak dengan turis asing: tempat tinggal klien berada di dataran rendah, belum pernah melakukan perjalanan jauh.
RIWAYAT SOSIAL :
1)
Struktur keluarga :
a.
Komposisi keluarga :terdiri dari
Tn. T(36)=ayah ,Ny.S(28)= ibu, dan klien(15
bulan)
b.
Lingkungan rumah dan komunitas :lingkungan
cukup bersih, &nyaman
c.
Pendidikan dan pekerjaan : ayah
dan ibu klien pendidikan lulusan SLTA,pekerjaan Swasta
d.
Tradisi budaya dan agama:budaya
jawa,agama islam
2)
Fungsi keluarga
a.
Interaksi dan peran keluarga ;
Ayah berperan dalam mencari nafkah,ibu sebagai ibu rumah tangga
b.
Pembuat keputusan dan problem
solving : keputusan dalam keluarga selalu diambil secara diskusi
c.
Komunikasi :Komunikasi dan kontak
orangtua terhadap klien baik
d.
Ekspresi feeling dan kepribadian awalny
keluarga khawatit dengan kondisi anakny tetapi sekarang keluarga dapat menerima
kondisi anaknya
e.
Riwayat seksual
-
Perkembangan seksual :labia mayora
dan minora terbentuk normal
Aktivitas
seksual :-
PEMERIKSAAN
FISIK
A.
|
Pertumbuhan
|
|
|
tinggi badan
Berat badan
Lingkar dada
Lingkar lengan
Lingkar Kepala
|
68 cm
8100 gram
49 cm
12 cm
46 cm
|
B.
|
Perkembangan
|
|
|
Personal social
Motorik halus
Bahasa
Motorik kasar
|
Dapat memegang dan melepas
Bahasa wajah dan tubuh
Coution
|
C.
|
Tanda Vital
|
|
|
Suhu
Denyut nadi
Pernafasan
|
38,6 0 Celsius
138x /menit
52x /menit
|
D.
|
PenampilanUmum
|
|
|
Hygiene nutrisi
Tingkah laku
Perkembangan
Kesadaran
|
Bersih
Menangis
Composmentis
|
E.
|
Kulit
|
|
|
Warna / tekstur
Suhu / Turgor/edema
|
Sawo matang/halus
38,60 C/Hangat/tidak
ada edema
|
f.
|
Struktur Asesoris
|
|
|
Warna / kebersihan
Distribusi
Tekstur / kualitas
rambut
|
Warna hitam,bersih,rambut
merata,kualitas rambut kuat, pertumbuhan merata
|
|
Warna / kebersihan
Elastisitas /
hygiene
Kuku
|
Bersih,warna pink
Kapileri refill < 3detik
|
|
Dematoglitik
|
Terdapat 3 garis pada kedua
telapak tangan
|
G.
|
Kelenjar limfe
|
|
|
Submaksila
Cervical
Aksila
Inguinal
|
Tidak ada pembesaran kelenjar
limfe
-
Tidak ada benjolan
Tidak terdapat benjolan pada daerah inguinal
|
H
|
Kepala
|
|
|
Bentuk /
kesimetrisan
Posisi &
Kontrol
ROM
Fontanel
Kulit kepala
Perkusi sinus
frontal
|
Mesochepal/Simetris
Kontrol normal
Aktif
Menutup
Bersih
|
I
|
Leher
|
|
|
Bentuk
Trakea/ Tiroid
Arteri karotis
|
Simetris
Tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid
Teraba kuat
|
J
|
Mata
|
|
|
Letak / kesimetrisan
Jarak kantus
Palpebra /lipatan
Epikantus
Letak, gerakan,
warna, kelopak mata
Konjungtiva /
sclera
Kornea / iris
Pupil
|
Simetris antar kanan dan kiri
0,5 cm
Gerakan bebas, tidak juling
Tidak anemis,tidak ikterik,
warna coklat tua
Isokor
|
K
|
Telinga
|
|
|
Kebersihan /
kotoran / bau
Letak pinna
Kanal
Pendengaran
|
Bersih,tidak ada serumen
Sejajar
Baik
|
L.
|
Hidung
|
|
|
Letak & ukuran
Anterior vestibula
|
Simetris,kecil
|
M
|
Mulut
|
|
|
Warna / tekstur/
lesi bibir
Membrane mukosa /
gusi
Gigi / lidah
|
Merah muda,gusi merah
muda,mukosa bibir kering
Gigi 2 bersih, lidah bersih
|
N
|
Dada
|
|
|
Ukuran, Bentuk /
Kesimetrisan/
gerakan perkembangan payudara
Garis imaginer
Ruang interkostal
|
Bentuk normal/Simetris antara
kanan dan kir/gerakan kanan dan kiri sama
|
O
|
Paru –paru
|
|
|
Jumlah / irama
Kedalaman /
kualitas / karakteristik
Fremitus vocal
Perkusi area paru
Auskultasi :
Intensitas . pola,
kualitas, durasi, suara nafas
|
Terdapat stridor, irama cepat,
dangkal, Sonor, auskultasi ronchi basah pada lobus kanan
|
P
|
Jantung
|
|
|
Inspeksi : ukuran
Kesimetrisan dada,
apical impuls
Palpasi : kapilery
refill pada dahi / ujung jari tangan / kaki
Auskultasi :
kualitas / intensitas / kecepatan / irama
|
Simetris,kapileri refill < 3
detik,ic teraba, auskultasi : S1 dan S2 reguler,irama teratur
|
Q
|
Abdomen
|
|
|
Inspeksi : bentuk /
ukuran / tonus
Kondisi kulit /
gerakan / umbilicus
Hernia
Auskultasi bunyi
peristaltic / denyut aortic
Perkusi abdomen
Palpasi liver /
limfa / nadi femoralis
Reflek abdomen
|
Datar,tidak ada pembesaran
umbilicus,peristaltic 15x per menit
Tidak terdapat pembesaran
kelenjar limpa, hati tidak teraba, ginjal tidak teraba, tympani
|
R
|
Genetalia
|
|
|
Inspeksi struktur
genetalia eksterna / meatus uretra / orificium vagina / kelenjar skenel /
bartolini
Palpasi labia /
kelenjar skenel / bartolini
|
Labia mayora dan labia minora
bersih,tidak ada meatus uretra
|
T
|
Anus
|
|
|
Inspeksi :
kerapatan/ kulit anus/ lipatan bokong / reflek anus
|
Paten, bokong kemerahan
|
U
|
Punggung
|
|
|
Inspeksi lengkungan
dan kesimetrisan tulang belakang
Pergerakan tulang
belakang
|
Simetris,pergerakan tulang baik
|
V
|
Ekstremitas
|
|
|
Inspeksi
kesimetrisan / ukuran / suhu / warna/ ketegangan/ pergerakan ekstermitas atas
Inspeksi
kesimetrisan / ukuran / suhu / warna/ ketegangan/ pergerakan ekstermitas
bawah
Bentukm tulang :
jarak lutut dan maleoli saat anak berdiri
Inspeksi posisi
kaki : inspeksi
|
Ekstermitas atas kanan dan kiri
simetris
Ekstermitas bawah kanan dan
kiri simetris
Tonus otot baik,bentuk tulang
normal
|
Hasil
Pemeriksaan Laboratorium
Data laboratorium tangal 28 April
2011
Pemeriksaan
|
Hasil
|
Nilai Normal
|
Hb
|
12,0 g / dl
|
11.5– 15,5
|
Eritrosit
|
4,65 106 u/l
|
3,5 – 5,3
|
Leukosit
|
21,6 103 u/l
|
6,0 – 17,0
|
trombosit
|
368 103 u/l
|
150 – 450x103
|
Ht
|
36,7 %
|
34 – 40
|
Terapi obat –
obatan tgl 22-6-2011 jm 19.00
Infuse D5-1/4 NS
20 tpm
Terapi O2 2 lpm
Paracetamol
3x100mg
Cefotaxim
250mg/8jam
Chloram
200mg/6jam
Tgl 23-6-2011
: Infuse
D5-1/4 NS 20 tpm
Terapi O2 2 lpm
Cefotaxim
250mg/8jam
Chloram
200mg/6jam
Nebulizer
ventolin /6jam
Tgl 24-6-2011: Infuse D5-1/4 NS 20 tpm
Cefotaxim
250mg/8jam
Chloram
200mg/6jam
Nebulizer
ventolin /6jam
Tgl 25-6-2011 : Infuse D5-1/4 NS 20 tpm
Cefotaxim
250mg/8jam
Chloram
200mg/6jam
Nebulizer
ventolin /6jam
DATA
FOKUS
DS : - Ayah pasien mengatakan
anaknya sesak nafas
- Ayah
pasien mengatakan anaknya batuk pilek disertai adanya secret
- Ayah
pasien mengatakan anaknya badannya panas
Do : - pasien sesak
nafas
- Bunyi
auskultasi nafas terdengar ronkhi
- Nafas cepat, RR : 52 x/mnt
- Keadaan
umum : sedang
- Kesadaran
: composmentis
- Pasien
terpasang O2 2 l/mnt
- Akral
teraba hangat, S : 38,6 0C
- Pasien
rewel
- Keringat
keluar banyak
- Mata
berair
- Leukosit
21,6 103/ul
- N : 138x/menit
- Wajah tampak
kemerahan
ANALISA
DATA
NO
|
DATA FOKUS
|
ETIOLOGI
|
MASALAH
|
1.
2.
3.
|
Ds : Ayah pasien mengatakan anaknya sesak nafas.
Do : pasien
tampak sesak nafasnya, tampak kesulitan bernafas
RR :52x/menit
Nadi : 138x/menit
Pasien terpasang
O2 2 l/mnt
Ds : ayah pasien mengatakan anaknya batuk pilek
disertai sekret
Do : pasien Tampak batuk pilek dan disertai sekret
Suara nafas terdengar ronkhi
Ds
: ayah pasien mengatakan anak
badannya panas
Do : S:
38,6° C
N : 138 x/menit
Leukosit : 21,6 103/ul
Keringat keluar banyak
Mata berair
Akral teraba hangat
Klien tampak rewel
|
Hiperventilasi
Penumpukan sekret
Proses inflmasi
|
Pola jalan tidak efektif
Bersihan jalan nafas tidak efektif
Hipertermi
|
Prioritas Masalah
1.Pola nafas tidak
efektif berhubungan dengan hiperventilasi
2.Bersihan jalan nafas
tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret
3.Hipertermi
berhubungan dengan proses inflamasi
II.
RENCANA KEPERAWATAN
No
|
Diagnnosa
Keperawatan
|
Tujuan / KH
|
Perencanaan
|
Rasional
|
1.
|
Bersihan
jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3x24 jam, jalan nafas kembali efektif
Kriteria Hasil :
·
Batuk pilek hilang atau berkurang
·
Tidak ada retraksi
·
RR dala batas normal
|
· Observasi keadaan
umum
· Monitor tanda –
tanda vital klien (nadi, suhu, pernafasan)
· Kaji pola nafas
klien
· Auskulltasi suara
nafas
· Berikan posisi semi
fowler
· Lakukan fisioterapi
dada klien
· Kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian inhalasi
|
· Mengetahui keadaan
umum klien
· Mengetahui tanda – tanda vital terutama respirasinya
· Mengetahui pola nafas klien
· Mengetahui adanya bunyi nafas klien
·
Dengan posisi semi
fowler dapat mengurangi sesak nafas
·
Mengeluarkan spututum
atau dekret
·
Memperlancar jalan
pernafasan dan mengeluarkan sekret.
|
2
3
.
|
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
hiperventilasi
Hipertermi
berhubungan dengan proses inflamasi
|
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam, pola nafas efektif
Kriteria Hasil :
· Menunjukkan jalan
nafas yang paten
· Tanda – tanda vital
dalam batas normal
· Mampu bernafas
dengan mudah
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selam 1x24 jam, tidak terjadi hipertermi dengan
Kriteria Hasil :
- Suhu tubuh normal 36,5 °C – 37,5° C
- Ibu klien mengatakan panas anaknya
sudah turun
|
· Observasi keadaan
umum klien
· monitor tanda –
tanda vital (nadi, suhu, pernafasan)
· berikan posisi semi
fowler
· monitor adanya
sianosis perifer
· beri informasi
kepada keluarga untuk membatasi aktivitas klien
· kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian terapi
· Observasi keadaan
umum klien
· Monitor tanda-tanda
vital klien (Suhu, nadi, pernafasan)
· Anjurkan klien
untuk banyak minum
·
Berikan kompres hangat
·
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
antipiretik
|
·
Mengetahui keadaan
umum klien
·
Mengetahui tanda –
tanda vital terutama respirasinya.
·
Dengan posisi semi
fowler dapat mengurangi sesak nafas
·
Untuk mengetahui
tanda kekurangan oksigen
·
Untuk menambah
pengetahuan keluarga dan utuk mencegah terjadinya sesak nafas
·
Untuk melancarkan
pernafasan
·
Mengetahui keadaan umum
klien
·
Mengetahui tanda-tanda
vital klien terutama suhunya
·
Memenuhi kebutuhan cairan
dalam tubuh dan menjaga agar tidak terjadi dehidrasi
·
Menurunkan panas tubuh
klien
·
Menurunkan panas dengan terapi obat
a.
|
III. IMPLEMENTASI
NoDx
|
Hari/tanggal/jam
|
Implementasi
|
Respon
|
TTD
|
1,2,3
3
1,2
3
3
1,2
1
1,2,3
3
1,2,3
1,2,3
1,2,3
1,2
1,2,3
|
kamis
23 juni 2011
07.50
08.00
08.05
08.15
09.00
10.10
10.40
14.20
15.00
16.45
18.30
21.30
23.55
04.45
|
mengobservasi
keadaan umum klien
Mengukur tanda-tanda vital
Memberikan injeksi sesuai
indikasi
- Cefotaxime 250 mg/1cc
- Chloram 200 mg/1cc
Memberikan obat sesuai
indikasi
- Paracetamol 25 mg/1/4 tbl
Memberikan kompres air hangat pada ketiak dan lipatan paha
Mengkaji pola nafas
Mempertahankan oksigenasi
dan memberikan posisi semi fowler
Mengobservasi KU dan TTV
-
Menganjurkan kepada keluarga pasien untuk memberi banyak minum
- Memberikan
kompres air hangat pada ketiak dan lipatan paha
Memberikan injeksi sesuai indikasi
- Cefotaxime 250 mg/1cc
- Chloram 200 mg/1cc
Mengatur
tetesan infus wida DS-1/4 NS 20tpm mikro
Mengobservasi KU dan TTV
Memberikan injeksi sesuai indikasi
- Cefotaxime 250 mg/1cc
- Chloram 200 mg/1cc
Mengatur tetesan infus WIDA DS-1/4NS 20tpm mikro
M
|
S : ayah pasien mengatakan anaknya sesak, batuk dan
juga panas badannya
O :
pasien tampak rewel, Keadaan umum lemah
Kesadaran :
composmentis
BB : 8100 gr
S : ayah pasien mengatakan anaknya
badannya panas
O : KU : sedang
S : 38,60 C
N : 138 x/menit
RR :52x/menit
S : -
O : - pasien tampak menangis
- obat masuk lewat
IV
S : -
O :- Pasien tampak menangis
-
obat masuk lewat oral
S : -
O : - pasien di kompres hangat
S : ayah pasien mengatakan anaknya sesak
dan pilek
O : - pasien tampak sesak
nafas,batuk,pilek
-
RR :52x/menit
S : -
O : - terpasang oksigenasi 2 l/mnt
-
Ayah pasien tampak meninggikan bantal untuk
anaknya
S : ayah pasien mengatakan anaknya masih
batuk, pilek, sesak berkurang dan panas
O : - KU : sedang
-
S : 37,50 C
-
RR : 38 x/mnt
S : -
O : pasien tampak diberikan kompres
hangat
S : -
O : obat masuk lewat IV
S :-
O : infus tampak pada ektremitas kanan
atas
S :
-
O: - KU : sedang
-
Pasien tampak lemas
-
S : 36,70 C
-
N: 38 x/mnt
-
BB : 8100gr
S : -
O : obat masuk melalui IV
S: -
O: infus tampak pada ektremitas kanan atas
|
|
1,2,3
3
1,2
3
3
1,2
1
1,2,3
3
1
1,2,3
1,2,3
1,2,3
1
1,2
1,2,3
1
1,2,3
1,2
1
1,2
1
1,2,3
1,2,3
1
1,2
1,2,3
1,2
1,2,3
|
jumat
25 juni 2011
07.50
08.00
08.10
08.20
09.00
10.10
11.20
14.20
15.00
16.30
17.00
19.30
21.30
23.30
23.40
04.45
06.30
Sabtu 25 juni 2011
07.55
08.00
10.30
11.30
12.30
14.30
15.00
18.30
20.00
22.00
23.55
01.00
|
mengobservasi
keadaan umum klien
Mengukur tanda-tanda vital
Memberikan injeksi sesuai
indikasi
- Cefotaxime 250 mg/1cc
- Chloram 200 mg/1cc
Memberikan obat sesuai
indikasi
- Paracetamol 25 mg/1/4 tbl
Memberikan kompres air hangat pada ketiak dan lipatan paha
Mengkaji pola nafas
Mempertahankan oksigenasi
dan memberikan posisi semi fowler
Mengobservasi KU dan TTV
-
Menganjurkan kepada keluarga pasien untuk memberi banyak minum
- Memberikan
kompres air hangat pada ketiak dan lipatan paha
Memberikan
terapi inhalasi nebulizer ventolin IR
Memberikan injeksi sesuai indikasi
- Cefotaxime 250 mg/1cc
- Chloram 200 mg/1cc
Mengatur
tetesan infus wida DS-1/4 NS 20tpm mikro
Mengobservasi KU dan TTV
Memberikan
terapi inhalasi nebulizer ventolin IR
Memberikan injeksi sesuai indikasi
- Cefotaxime 250 mg/1cc
- Chloram 200 mg/1cc
Mengatur tetesan infus WIDA DS-1/4NS 20tpm mikro
Memberikan
terapi inhalasi nebulizer ventolin IR
-mengobservasi
keadaan umum klien
-Mengukur tanda-tanda vital
Memberikan injeksi sesuai
indikasi
- Cefotaxime 250 mg/1cc
- Chloram 200 mg/1cc
Mengkaji pola nafas
memberikan posisi semi
fowler
Memberikan
terapi inhalasi nebulizer ventolin IR
Mengobservasi KU dan TTV
Mengatur tetesan infus WIDA DS-1/4NS 20tpm mikro
Memberikan
terapi inhalasi nebulizer ventolin IR
Memberikan injeksi sesuai indikasi
- Cefotaxime 250 mg/1cc
- Chloram 200 mg/1cc
Mengobservasi KU dan TTV
Memberikan injeksi sesuai indikasi
- Cefotaxime 250 mg/1cc
- Chloram 200 mg/1cc
Mengatur tetesan infus WIDA DS-1/4NS 20tpm mikro
|
S : ibu pasien mengatakan anaknya masih sesak,
batuk dan juga panas badannya
O :
pasien tampak rewel, Keadaan umum sedang
Kesadaran :
composmentis
BB : 8100 gr
S : ibu pasien mengatakan anaknya
badannya masih panas
O : KU : sedang
S : 37,60 C
N : 130 x/menit
RR :32x/menit
S : -
O : - pasien tampak menangis
- obat masuk lewat
IV
S : -
O :- Pasien tampak menangis
-
obat masuk lewat oral
S : -
O : - pasien di kompres hangat
S : ibu pasien mengatakan anaknya sesak
dan pilek
O : - pasien tampak sesak
nafas,batuk,pilek
-
RR :32x/menit
S : -
O : - terpasang oksigenasi 2 l/mnt
-
ibu pasien tampak meninggikan bantal untuk
anaknya
S : ayah pasien mengatakan anaknya masih
batuk, pilek, sesak berkurang dan panas
O : - KU : sedang
-
S : 37,50 C
-
RR : 38 x/mnt
S : -
O : pasien tampak diberikan kompres
hangat
S : -
O : pasien tampak menangis waktu di beri
nebulizer
S : -
O : obat masuk lewat IV
S :-
O : infus tampak pada ektremitas kanan
atas
S :
ibu pasien mengatakan batuk,pilek dan panas sudah mulai berkurang
O: - KU : sedang
-
Pasien tampak lemas
-
S : 36,40 C
-
N: 38 x/mnt
-
BB : 8100gr
S : -
O : pasien tampak menghirup waktu di
beri nebulizer
S : -
O : obat masuk melalui IV
S :-
O : infus tampak pada ektremitas kanan
atas
S: -
O: pasien tampak menghirup waktu di beri nebulizer
S :- ibu pasien mengatakan anaknya sesak,
batuk sudah berkurang
-
ibu pasien mengatakan anaknya badannya cukup
baik
O :
Keadaan umum sedang
Kesadaran :
composmentis
BB : 8100 gr
S : 36,60 C
N : 130 x/menit
RR :32x/menit
S : -
O : - pasien tampak tenang
- obat masuk lewat
IV
S : ibu pasien mengatakan anaknya sesak
berkurang
O : - pasien tampak cukup tenang
-
RR :28x/menit
S : -
O : - ibu pasien tampak meninggikan
bantal untuk anaknya
S : -
O : pasien tampak menghirup waktu di
beri nebulizer
S : ibu pasien mengatakan anaknya cukup
baik
O : - KU : sedang
-
S : 36,50 C
-
RR : 28 x/mnt
S :-
O : infus tampak pada ektremitas kanan
atas
S : -
O : pasien tampak menghirup waktu di
beri nebulizer
S : -
O : obat masuk lewat IV
S :
ibu pasien mengatakan sudah baik
O: - KU : sedang
-
Pasien tampak baik
-
S : 36,40 C
-
N:1 28 x/mnt
-
BB : 8100gr
S : -
O : obat masuk melalui IV
S: -
O: infus tampak pada ektremitas kanan atas
|
|
IV.
EVALUASI
No.Dx
|
Hari/tgl/jam
|
Evaluasi
|
TTD
|
I
2
3
1
2
3
1
2
3
|
Kamis
23/6/11
21.00
Jumat
24/6/11
21.00
Sabtu
25/6/11
21.00
|
S
: ayah pasien mengatakan anaknya
sesak, batuk dan juga panas badannya
O:
- pasien tampak rewel
- Keadaan umum lemah
- Kesadaran :
composmentis
- BB : 8100 gr
- RR : 52x/mnt
- terpasang
oksigenasi 2 l/mnt
- terpasang infus
WIDA DS-1/4 NS 20 tpm mikro
- injeksi masuk lewat
IV(Cefotaxime 250 mg/1cc,
Chloram 200 mg/1cc)
A: masalah bersihan jalan
nafas teratasi sebagian ( tanda vital dalam batas normal,batuk ada)
P: intervensi di lanjutkan
- Observasi keadaan
umum
- Monitor tanda –
tanda vital klien (nadi, suhu, pernafasan)
- Kaji pola nafas
klien
- Auskulltasi suara
nafas
- Berikan posisi semi
fowler
- Lakukan fisioterapi
dada klien
- Kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian inhalasi
S: -
O: - pasien tampak rewel
- Keadaan umum lemah
- Kesadaran :
composmentis
- BB : 8100 gr
- RR : 52x/mnt
- N : 138x/mnt
- Posisi anak semi
fowler
- terpasang
oksigenasi 2 l/mnt
A: masalah pola nafas tidak efektif teratasi
sebagian( tanda-tanda vital dalam batas normal , dapat bernafas dengan mudah)
P: Intervensi dilanjutkan
- Observasi keadaan
umum klien
- monitor tanda –
tanda vital (nadi, suhu, pernafasan)
- berikan posisi semi
fowler
- monitor adanya
sianosis perifer
- beri informasi
kepada keluarga untuk membatasi aktivitas klien
- kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian terapi
S: ayah pasien mengatakan anaknya badanya panas
O: Keadaan umum lemah
- Kesadaran :
composmentis
- BB : 8100 gr
- S: 38,60C
- keringat keluar
- mata berair
- akral teraba hangat
A: masalah hipertermi teratasi sebagian( suhu
dalam batas normal
P: intervensi di lanjutkan
-
Observasi keadaan umum klien
-
Monitor tanda-tanda vital klien (Suhu, nadi,
pernafasan)
-
Anjurkan klien untuk banyak minum
-
Berikan kompres hangat
-
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antipiretik
S
: ibu pasien mengatakan anaknya sesak,
batuk dan juga panas badannya sedikit berkurang
O:
- pasien tampak rewel
- Keadaan umum lemah
- Kesadaran :
composmentis
- BB : 8100 gr
- RR : 38x/mnt
- terpasang
oksigenasi 2 l/mnt
- terpasang infus
WIDA DS-1/4 NS 20 tpm mikro
- injeksi masuk lewat
IV(Cefotaxime 250 mg/1cc,
Chloram 200 mg/1cc)
- pemberian nebulizer
vintolin IR
A: masalah bersihan jalan
nafas teratasi sebagian ( tanda vital dalam batas normal,batuk masih ada)
P: intervensi di lanjutkan
- Observasi keadaan
umum
- Monitor tanda –
tanda vital klien (nadi, suhu, pernafasan)
- Berikan posisi semi
fowler
- Kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian inhalasi
S: -
O: - pasien tampak rewel
- Keadaan umum sedang
- Kesadaran :
composmentis
- BB : 8100 gr
- RR : 32x/mnt
N :
130x/mnt
- Posisi anak tidur
telentang
- O2 sudah di lepas
A: masalah pola nafas tidak efektif teratasi
sebagian( tanda-tanda vital dalam batas normal , dapat bernafas dengan mudah)
P: Intervensi dilanjutkan
- Observasi keadaan
umum klien
- monitor tanda – tanda
vital (nadi, suhu, pernafasan)
- beri informasi
kepada keluarga untuk membatasi aktivitas klien
- kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian terapi
S : ayah klien mengatakan anaknya tidak panas
lagi
O: Keadaan umum sedang
- Kesadaran :
composmentis
- BB : 8100 gr
- S: 37,60C
- keringat keluar
- akral teraba hangat
A: masalah hipertermi teratasi sebagian( suhu
dalam batas normal
P: intervensi di lanjutkan
-
Observasi keadaan umum klien
-
Monitor tanda-tanda vital klien (Suhu, nadi,
pernafasan)
-
Anjurkan klien untuk banyak minum
-
Anjurka kompres hangat jika panas
-
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
antipiretik
S:
ibu pasien mengatakan anaknya sesak, batuk dan juga panas
badannya berkurang
O:
- pasien agak rewel
- Keadaan umum baik
- Kesadaran :
composmentis
- BB : 8100 gr
- RR : 32x/mn
- injeksi masuk lewat
IV(Cefotaxime 250 mg/1cc,
Chloram 200 mg/1cc)
- pemberian nebulizer
vintolin /6jam
A: masalah bersihan jalan
nafas teratasi sebagian ( tanda vital dalam batas normal,batuk masih ada)
P: intervensi di lanjutkan
- Observasi keadaan
umum
- Monitor tanda –
tanda vital klien (nadi, suhu, pernafasan)
- Kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian inhalasi
S : -
O: - pasien agak rewel
- Keadaan umum sedang
- Kesadaran :
composmentis
- BB : 8100 gr
- RR : 28x/mnt
N :
128x/mnt
- Posisi anak tidur
telentang
A: masalah pola nafas tidak efektif teratasi
sebagian( tanda-tanda vital dalam batas normal , dapat bernafas dengan mudah)
P: Intervensi dilanjutkan
- Observasi keadaan
umum klien
- monitor tanda –
tanda vital (nadi, suhu, pernafasan)
- beri informasi
kepada keluarga untuk membatasi aktivitas klien
- kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian terapi
S: ayah klien mengatakan anaknya sudah tidak panas lagi
O: Keadaan umum sedang
- Kesadaran :
composmentis
- BB : 8100 gr
- S: 36,40C
A: masalah hipertermi teratasi sebagian( suhu
dalam batas normal
P: intervensi di lanjutkan
-
Observasi keadaan umum klien
-
Monitor tanda-tanda vital klien (Suhu, nadi,
pernafasan)
-
Anjurkan klien untuk minum cukup
|
|
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. M DENGAN DIAGNOSA
PNEUMONIA DI RUANG MELATI 2 DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
DISUSUN OLEH :
YENI NUR RAHMAYANTI
PROGRAM PROFESI NERS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAN
SURAKARTA
2011
Langganan:
Postingan (Atom)